Akhir Bahagia.....

[Akhir Bahagia.....]
Penulis oleh Tito Asaito
(tito_satriani@yahoo.com)

 
Malam itu Raka sang ksatria dari sebuah desa SAKURA melaju kencang menunggang kuda putihnya dan membawa Busur beserta anak panahnya, di ujung anak panah itu diikatkan sebuah pucuk surat tertulis untuk Tuan Puteri  Anastasya.
Saat sampai di Istana, tepat di depan jendela sang puteri,  anak panah itu dilepaskan tepat mengenai jendela sang puteri.
Sang puteri yang sedang asyik berdandan di meja riasnya sontak kaget “Hah...  kampretttt!!! siapa yang melempari jendelaku malam-malam begini?” dan sang puteri pun menuju jendela kamarnya dan menemukan anak panah itu., kemudian dilepasnya  dilihatnya di ujung anak panah itu ada sepucuk surat. Di bukanya surat itu dan mulai dibacanya perlahan-lahan:

Yth. Kepala Bagian Personalia
KERAJAAN MENUJU IMPIAN
Jl. King – king no. 999

Dengan Hormat,
Saya Raka Pria Gagah berani dengan ini memberanikan diri untuk menjadi Panglima Keradjsjfklsffsl
Fsafksflkll;kkkkkkkldkal;lj;flsf....................


“Hah surat apaan ini?” Tanya sang Puteri dalam hati  (Ternyata Raka gugup saat ia menulis surat itu dan tidak sadar bahwa kertas yang ia pakai ternyata bekas surat lamaran pekerjaannya yang salah)
Sang puteri yang sedang kebingungan dengan tidak sadar membalik kertas itu dan menemukan sebuah tulisan lain dalam surat itu, dibacanya lagi perlahan-lahan:

Untuk Sang Puteri Anastasya yang Cantik,
Puteri Tasya tunggulah aku di taman jam 09:00 pagi esok hari, maaf jika nanti aku sedikit terlambat mungkin saat itu aku harus mendaki gunung dan memetikan beberapa bunga edelweiss untukmu.
Aku akan mengatakan semuanya kepadamu tentang perasaanku, mungkin aku akan sedikit berbeda, mungkin aku akan menjadi seperti orang yang tak kau kenal. Tetapi aku tidak peduli karena aku harus mengatakan yang sebenarnya kepadamu.
Best Regard,
-Raka Thok’an-

Sang puteri pun galau seperti wanita pada umumnya, “ada apa ya Raka mengirim surat itu kepadaku?, biasanya dia sms atau telepon langsung, apa dia nggak punya pulsa?. Kali ini sepertinya serius, dan apa maksud dari kata-katanya ‘mungkin aku akan menjadi seperti orang yang tak kau kenal’, apakah dia akan datang memakai baju badut sambil menyanyikan lagu balonku ada lima lalu berguling-guling dirumput dan mengatakan yang sebenarnya bahwa selama ini dia adalah artis telletubies? terus dia datang kepadaku dan berkata, “Berpelukan....”?”
Malam itu sang puteri tidak bisa tidur memikirkan apa yang akan dikatakan Raka, sahabatnya itu. Diputarnya lagu norah jones yang ngejazz banget tetep aja matanya tidak bisa tidur. Sampai pada akhirnya sang puteri memilih meminum aspirin di kotak obat agar bisa tertidur.
Menit berganti menit....., detik berganti detik.....
Malam semakin larut, udara semakin dingin.... bintang perlahan pudar.. bulan mulai tertunduk hingga akhirnya suara ayam jantan berkokok menandai bahwa pagi telah datang.
******************

Raka yang subuh-subuh memang sudah bangun, lalu gosok gigi pergi ke pasar untuk membeli bunga. Hal ini memang berbeda seperti yang ia janjikan bahwa ia akan mendaki gunung dan memetik sendiri bunga edelweiss untuk Sang puteri. Saat itu di pasar sama sekali tidak ada bunga edelweiss ataupun mawar putih, yang ada di pasar saat itu hanyalah penjual bunga yang menjual Bunga Tujuh Rupa. Tak ada pilihan bagi Raka, ia harus membawakan sang puteri bunga karena Raka selalu merasa bahwa dirinya adalah pria romantis, jadi dibelilah bunga tujuh rupa itu untuk hadiah sang puteri. Setelah bunga didapatnya, Raka kemudian pulang, mandi dan mempersiapkan diri untuk menemui sang puteri.

Di istana sang puteri sedang bingung memilih gaun yang akan dia pakai, sudah berkali-kali sang puteri memilih dan mencoba semua koleksi gaunnya, seisi lemari telah berpindah di Ranjang dengan berserak-serakan. Hingga akhirnya didapatinya sebuah gaun anggun dengan warna merah, gaun itu membuat sang puteri semakin cantik. 

Di ujung Bukit Desa Sakura, Di sebuah taman yang penuh dengan bunga-bunga dan rumput hijau membentang nan indah. Raka telah duduk menunggu di sebuah bangku di bawah pohon Sakura. Sesekali suara nyanyian burung terdengar merdu dan kupu-kupu menari-nari di sela-sela bunga menambah suasana romantis di taman itu.
Dari kejauhan terdengar suara derap kereta kuda, tanda bahwa sang puteri telah datang. Hening suara di taman tiba-tiba terpecah oleh nyanyian alam nan merdu, deru suara angin bagaikan paduan suara yang mengetarkan jiwa, gesekan daun pepohonan bagaikan suara biola yang menyayat hati. Saat sang puteri telah terlihat mendekat, ia bagaikan Bidadari anggun yang baru saja turun dari khayangan, rambut indahnya yang terurai panjang terkibas angin sepoi-sepoi dengan gaun warna merah yang elegan menambah pesonanya, matanya berbinar siratkan sebuah keteduhan, karya yang elok ciptaan Sang Khalik, Puteri Anastasya cantik sekali hari itu.
“Rakaaaaa........” panggil sang puteri kepada raka yang memang sedikit tidak sadar terbius pesona sang puteri.
“Tasya..... trima kasih kamu sudah mau datang” keduanya bersalaman dan berpelukan lalu duduk di bangku.
“Eh tasya aku punya hadiah untukmu ini terimalah....” sebuah bungkusan dengan sebuah pita oranye sebagai aksennya di berikan kepada Sang Puteri.
“Apa ini Raka, Bunga Edelweis ya?” sambil perlahan membuka bungkusan itu, tiba-tiba raut wajah sang puteri menampakan sebuah kebingungan.
“Hah apa ini? Bunga tujuh rupa?  Kamprettt, emang kamu pikir aku ini kuda lumping ya !, aku memang punya rambut panjang tapi bukan kuntilanak tau..!”
Raka mulai kebingungan mau menjawab apa.
“eeem...eeem...ee....em.... bukan tasya ...bu.bu..bu..kan maksudku seperti itu, aku berikan bunga tujuh rupa karena mewakili semua yang ada dalam dirimu, satu persatu bunga itu melambangkan kecantikanmu, kebaikanmu, kelemah-lembutanmu, keindahanmu, kesabaranmu, kepedulianmu, dan yang terakhir adalah perhatianmu kepadaku selama ini”. Jawab raka yang seketika seperti mendapat pencerahan dari langit.
“emmm kamu so sweet banget raka, iya raka kamu mau beritahu aku apa? Sepertinya kamu serius banget”
Seketika suasana menjadi hening,
Raka berdehem dan mulai berbicara,
“Tasya selama ini kita telah berteman cukup lama, aku ingat saat kita pertama kali bertemu waktu dulu, saat itu kamu sedang bermain di danau dekat desaku dan aku sedang berburu. Tidak sengaja kamu tergelincir dan tercebur ke dalam danau dan tidak ada seorangpun yang menolongmu, dari kejauhan aku mendengar teriak tolongmu, segera itu juga aku berlari untuk menyelamatkanmu. Saat itu juga aku merasa mengalami love at first sight, waktu itu aku tidak tahu kalau kamu adalah anak Raja Negri Impian tetapi setelah kita berteman aku baru tahu bahwa kamu adalah seorang puteri dan kenyataan pahit yang harus aku terima bahwa kamu telah dijodohkan sejak kecil dengan pangeran Kenji dari Negri Seribu Tahun, jadinya aku pendam cinta ini terlalu dalam, tidak mungkin seorang biasa mencintai seorang puteri kerajaan dan ada masa depan yang lebih bagus untukmu dengan pangeran itu daripada dengan aku. Sehingga aku berpikir lebih baik aku hanya berteman denganmu tanpa kamu harus tahu sebenarnya kalau Aku Mencintaimu Tasya, hari ini aku hanya ingin mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya tanpa aku berharap lebih, aku hanya ingin mengatakan Aku Sangat Mencintaimu Tasya”. Ungkap raka sambil terus memandangi kedua mata sang puteri dengan berkaca-kaca.
Seakan mentari berpadu dengan awan mendung menghiasi haru di taman itu.
Sejenak sang puteri terdiam dan berbicara:
“tatap mata saya raka, apa yang kau lihat di mataku? seharusnya kamu lihat pancaran dari mataku, kamu tahu hati bisa menyembunyikan perasaan tetapi mata tetap akan pancarkan sinarnya, selama ini aku juga menyimpan perasaan terhadapmu tetapi terkadang aku masih ragu apakah kau selama ini hanya menganggap aku sebagai seorang sahabat, dan kamu salah menilai tentang perjodohanku dengan pangeran kenji. Kami berdua memang di jodohkan sejak kecil tetapi  kami tidak saling mencintai, aku dan kenji berencana menggagalkan perjodohan kami. Kenji mencintai seorang gadis desa namanya larasati dan cinta mereka murni, tidak dapat dipisahkan. Entah mengapa karena aku dan kenji telah besar bersama sejak kecil aku hanya menganggapnya kakak dan ia mengganggapku adik. Dan sekarang takdir berkata sama, aku dan dia mencintai seorang dari kalangan rakyat jelata. Satu hal yang harus kamu tahu Raka, aku menunggu saat seperti ini, aku ingin tahu sebenarnya perasaanmu kepadaku dan sekarang aku tahu kamu juga mencintaiku, aku merasa lega”.
 Dengan sedikit menitikan air mata, sang puteri memegang pipi raka dan Raka memegang pipi sang puteri, dan mereka berpelukan.
“Tasya hari ini aku bahagia karena kita berdua punya perasaan yang sama, aku ingin selalu bersamamu, aku sangat mencintaimu dan aku akan berusaha memenangkan cinta kita, sekian lama kita telah bersama, membuat cinta kita semakin kuat walau kita tidak saling tahu. Aku akan memberanikan diri datang kepada raja dan memintamu untuk menjadi istriku walaupun aku harus dihukum mati, aku rela demi cinta kita”. Ucap raka sambil mencium kening sang puteri.

“Ehem..ehem..ehem...” tiba-tiba dari balik pohon di taman itu muncul seseorang.

“Kenji apa yang kau lakukan di sini apakah sudah dari tadi kamu di situ?” tanya sang puteri sambil terkaget.
“Iya, pangeran Kenji apa yang kamu lakukan di sini?” tanya raka dengan sedikit kesal.
(ternyata orang itu adalah Pangeran Kenji, orang yang dijodohkan dengan sang puteri)
“eemm.. aku tadi sebenarnya telah di sini sejak sebelum kalian datang, aku memang akhir-akhir ini setiap pagi selalu datang di taman ini untuk merenung karena aku sedang galau memikirkan hubunganku dengan gadis biasa yang belum direstui ayahku (Raja Negri Seribu Tahun). Sekarang sepertinya aku telah mendapat jalan keluar untuk semuanya ini. Tasya, Besok kita harus mengatakan yang sebenarnya kepada kedua orang kita agar perjodohan kita dibatalkan, karena kita tidak saling mencintai dan telah punya cinta masing-masing. Dan sebenarnya gadis yang aku cintai sedang mengandung anakku dan aku harus segera menikahinya, untuk menjaga kehormataan kerajaan ayahku”.
“hah gadis itu hamil?” tanya sang puteri dengan sedikit heran dengan kelakuan kenji
“Baik kenji, raka. Besok kita akan membuat pertemuan di istanaku, ayah dan ibuku dan ayah dan ibumu kenji, bawa serta gadismu kenji. Kita harus menyelesaikan ini semua”.
“Baik Tasya aku akan mempersiapkan semuanya, tunggu besok siang kami akan ke istanamu” jawab Pangeran Kenji

Mereka lalu meningalkan taman itu di iringi gerimis hujan menutup hari di sore itu
********************************************

# Hari dimana pertemuan dua Raja itu tiba #
Di istana telah berkumpul dua keluarga itu, beserta Raka dan gadis ( larasati) kekasih pangeran kenji. Di dalam sebuah ruangan yang megah dengan permadani yang membentang indah terjadilah diskusi yang cukup alot pada awalnya namun karena dua Raja dari Kerajaan Menuju Impian dan Kerajaan seribu tahun itu dikenal sangat bijaksana maka diputuskanlah bahwa Perjodohan antara Pangeran Kenji dan Puteri Anastasya dibatalkan, Pangeran Kenji akan menikah dengan larasati. Raka yang pernah berjasa kepada kerajaan Menuju Impian yang dengan gagah berani pernah menghancurkan benteng musuh saat kerajaan akan diserang, maka diangkatnya Raka sebagai Panglima di Kerajaan dan di restui bertunangan dengan Puteri Anastasya.  Kedua raja mengangkat diri sebagai saudara dan kerajaan bersekutu satu sama-lain.

“Tasya ini akhir bahagia untuk kita semoga cinta kita akan selalu abadi mulai saat ini aku akan tetap bersamamu, menjaga kerajaan dan hati ini untukmu, Aishiteru Tasya”. Ucap raka dengan haru
“Raka kau adalah pelindungku mulai saat ini, aku akan selalu menjadi sayap kemanapun kamu akan pergi, aku juga sangat mencintaimu raka, akan kujaga hati ini untukmu selalu”.  Jawab Sang Puteri

Puteri Anastasya berpelukan dengan Raka, Pangeran Kenji Berpelukan dengan Larasati, Kedua Raja dan istrinya bergandengan tangan dan mereka semua tersenyum dan berkata,
“Sungguh Akhir Bahagia....yang indah”.


-The end -






No comments:

Post a Comment